Selamat Datang di Blog Saya :)



Selasa, 01 April 2014

*3600 Detik*

Hy Guys.
Pada gak sabar kan nunggu tanggal 3 april 2014.
Ya.dong tentu nya apalagi buat Stefanatic Fans nih
Karena kali ini novel Karya Charon dengan judul
"3600detik" akan di angkat menjadi cerita layar
lebar dan tentunya salah satu peran utama nya adalah
Stefan William (Leon) dan artis pendatang baru yang
bernama Shae (Sandra).
Nah tentunya bagi teman teman yang udah pernah baca
cerita novel "3600 detik" karya Charon ini pasti udah
tau kan gimana alur ceritanya.
Tapi buat yang belum tau cerita nya tenang aja kok.
karena saya akan memberikan sinopsis tentang ceritanya.
Pada penasaran kan yuk Langsung aja di Baca. #






   Sandra yang hidupnya sangat berantakan akibat
perceraian kedua orang tuanya. Dan hatinya semakin
sakit ketika ayahnya memutuskan agar ia tinggal bersama
ibunya, yang selama ini tidak pernah dekat dengannya.
Itulah yang membuat hidupnya berantakan. Ia menjadi remaja
yang bandel, urakan, dan tidak sopan. Berulang kali ia dikelukan
dari sekolah karena kenakalannya, berulang kali pula ia pindah
sekolah.
   Walau dengan sikap dingin yang ditunjukkan pada ibunya,
sang ibu tetap sayang padanya. Ibunya memutuskan untuk
pindah kota. Menurut ibunya, mungkin suasana dan lingkungan
baru akan mengubah perilaku putrinya. Namun di sekolahnya
yang baru, Sandra sudah bertekad untuk membuat dirinya
dikeluarkan lagi. Sandra beranggapan semua ini ia lakukan
untuk membalas rasa sakitnya pada kedua orang tuanya. Ia bertekad
akan membuat ulah agar para guru tak tahan terhadapnya.
Ternyata perkiraannya meleset. Pak Donny, sangat sabar menghadapinya.
Wali kelasnya itu berpendapat, mengeluarkan Sandra berarti
menuruti keinginannya.
    Di sekolah barunya itu, Sandra bertemu dengan seorang lelaki
yang bernama Leon. Dia tetap saja bersifat sinis kepada siapapun.
Seringkali Sandra berbuat ulah di sekolahnya seperti, merokok yang
dapat menyebabkan ruang olahraga terbakar, membuat contekan,
mencuri serta mencaci maki gurunya namun  Leon lah yang
menasehati Sandra. Tapi Sandra tetap tidak mau berteman dengan Leon.
Leon seringkali pingsan di sekolahnya. Itu yang membuat
Sandra bertanya-tanya ada apa dengan Leon. Dan ternyata Leon
menceritakan semuanya kepada Sandra karena ia menganggap
Sandralah pembangkit semangat hidupnya. Leon terkena penyakit
jantung stadium akhir dan ia telah divonis dokter beberapa bulan lagi.
Leon juga sering keluar masuk rumah sakit. Mendengar cerita Leon,
Sandra semakin tersentuh hatinya. Mungkin ia merasa ada seseorang
yang hidupnya lebih kelam dari dirinya.
    Entah kenapa Sandra berhasil bertahan lebih dari sebulan
di sekolah barunya itu. Lambat laun sifatnya pun berubah.
Orang tua maupun gurunya heran. Ternyata perubahan Sandra
dikarenakan adanya Leon di sekolah itu. Leon adalah anak rumahan
yang manis, bintang pelajar, sopan, tekun, pianis, dan berhasil
merubah sikap Sandra. Walau Leon dan Sandra berbeda seratus
delapan puluh derajat, mereka berteman sangat akrab.
   Tidak hanya hidup Sandra yang berubah, Leon pun turut berubah
semenjak mengenal Sandra. Hidupnya lebih berwarna dengan
kehadiran Sandra yang berbeda dari lainnya. Leon yang menderita p
enyakit jantung merasa hidupnya kembali normal ketika berada di dekat Sandra.
    Di malam kesenian di sekolahnya, Leon mengajak Sandra
untuk melihat dirinya bermain piano yang mengiringi suatu
adegan drama. Saat pertunjukan dimulai, lagi-lagi Leon
pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit. Akhirnya Sandra
ikut membawa Leon ke rumah sakit. Sesampainya di rumah
sakit, Sandra mendapati sebuah nama di papan daftar pasien.
Dan disana tertulis “Ny Widia”. Ya Widia adalah ibu kandung
Sandra yang selama ini sering ia sakiti. Pikiran Sandra tak karuan.
Akhirnya ia memutuskan untuk menjenguk ibunya di kamar pasien.
Ibunya pun senang dan tersenyum karena Sandra menyempatkan
waktu untuk menjenguk ibunya. Namun, Sandra tetap berlaku
kasar kepada ibunya. Ia bilang kalau ia kesini hanya untuk
mengantarkan temannya yang sedang sakit, bukan untuk
menjenguk ibunya.
    Dug….hati ibunya merasa disakiti lagi. Lalu Sandra
meninggalkan kamar tersebut dan bertabrakan dengan
seorang suster yang membawa tas ibunya. Isi tas tersebut berantakan.
Sandra tidak sengaja melihat banyak fotonya di dompet
ibunya yang sedang terbuka. Air mata Sandra
pun mulai menetes. Tiba-tiba Leon yang dari tadi pingsan,
menghampiri Sandra di kamar ibunya. Leon memberi pengertian
terhadap Sandra bahwa tidak ada seorang ibu di dunia ini
yang tega membenci anaknya. Akhirnya Sandra berbalik badan
dan berpelukan dengan ibunya. Ibu dan anak itu berlinangan air mata.
   Keesokan harinya, Sandra akan mengantar Leon ke rumah sakit
untuk operasi. Namun, Sandra bukanlah dibawa Leon ke rumah
sakit, melainkan dibawa ke taman rekreasi. Sandra pun semakin
bingung terhadap sikap Leon. Leon mengutarakan keinginannya,
yaitu ingin hidup normal seperti Sandra. Akhirnya Sandra memberi
kesempatan untuk merasakan kehidupan normal selama 3600 detik
di taman rekreasi ini. Disana mereka bersenang-senang dan
berfoto-foto. Tak lama kemudian, Leon mendesah kesakitan.
Sandra pun menggenggam tangan Leon. Lalu Sandra membawanya
ke rumah sakit untuk menemani Leon menjalankan operasi.
Setiba di rumah sakit, Leon langsung dibawa ke ruang operasi.
Tidak sampai lima menit, dokter pun menyatakan bahwa Leon
sudah tiada. Sandra tidak percaya Leon sudah tiada padahal
3600 detik yang lalu, mereka bersenang-senang di taman rekreasi
layaknya tanpa beban apapun.
   Tiga hari kemudian, Sandra menghadiri upacara pemakaman leon.
Ia juga diberi selembar surat dari papa Leon yang berisi :

Sandra, temanku yang paling baik

Saat ini aku sedang mengingat pertemuan pertama kita di ruang musik.
Saat kau masuk dengan rambut merahmu itu,
aku tahu bahwa hidupku tidak akan lama lagi.
Banyak sekali hal yang aku alami bersamamu.
Menemanimu menjalani hukuman. Taruhan denganmu.
Dansa pertama yang payah di hari ulang tahunku.
Menjadi tertawaan orang-orang ketika aku mengenakan
jaket merahmu yang konyol. Aku menyukai setiap detiknya.
Dan aku juga menyadari satu hal lagi.
Bukan perjalanan ke taman rekreasi ini yang membuat hidupku menjadi normal,
tetapi kaulah yang membuat diriku menjadi orang normal.
Aku bisa tertawa bersamamu setiap waktu.
Terima kasih Sandra, karena telah menjadi temanku dan
telah menyediakan 3600detik waktumu ini untukku.
Aku tidak akan melupakannya seumur hidupku.
Berjanjilah kau akan selalu kuat walaupun aku tidak berada di sampingmu
lagi. Kali ini aku minta agar kau percaya padaku bahwa
apapun yang terjadi, aku akan selalu berada di sampingmu. 


Leon.

  Seusai membaca surat itu, air mata Sandra jatuh tak tertahankan.
Ia pun berpelukan dengan ibunya di pemakaman Leon
Setahun kemudian, Sandra mengunjungi makam Leon.
Ia mau membuktikan bahwa dirinya sudah berubah.
  Sandra kembali mengecat rambutnya menjadi hitam.
Ia mulai bercerita bahwa dirinya sekarang sudah resmi
menjadi mahasiswi kedokteran. Bayangkan saja, Sandra
yang sangat bodoh, bandel dan sering tidak lulus ujian bisa
menjadi mahasiswi kedokteran di universitas ternama
di Indonesia.
Semua ini berkat Leon………….


Tamat